" Welcome to my Blogger...^.^ "

Senin, 16 Mei 2011

Studi: Pria Lebih Tegas dari Wanita


Liputan6.com, London: Inilah salah satu alasan mengapa laki-laki harus menjadi pengambil keputusan akhir dalam keluarga. Laki-laki cenderung lebih tegas daripada wanita saat mengambil keputusan.

Temuan penelitian ini dipublikasikan dalam jurnalArchives of Sexual Behavior. Hasil penelitian itu menunjukkan kesenjangan gender benar-benar ada di antar dua jenis kelamin. Pria lebih cepat dalam mengambil keputusan seperti hitam atau putih sementara kaum wanita bernuansa abu-abu.

Untuk penelitian ini, pemimpin peneliti Zachary Estes bersama dengan rekan-rekannya dari Departemen Psikologi di University of Warwick meneliti 113 pria dan wanita tentang bagaimana mereka memandang 50 objek agar sesuai dengan sebagian, sepenuhnya, atau tidak sama sekali, ke dalam kategori tertentu.

Semua objek penelitian kemungkinan besar akan merangsang ketidaksetujuan ke mana kategori itu masuk. Misalnya, "Apakah cat itu alat? Atau Apakah tomat buah?".

Kebanyakan pria memberikan jawaban dengan baik, "ya atau tidak". Sedangkan 23 persen wanita memilih pilihan biasa-biasa saja seperti tanggapan "semacam" atau "sebagian".

Peneliti Dr Zachary Estes, dari Warwick University, mengatakan, "Tentu saja, hanya karena kita telah menemukan perbedaan jenis kelamin yang signifikan pada pria dan wanita, tidak berarti salah satunya lebih baik dari yang lain," jelasnya.

"Misalnya, dokter pria mungkin lebih cenderung cepat dan percaya diri dalam mendiagnosa serangkaian gejala sebagai penyakit. Meskipun ini membawa keuntungan besar dalam mengobati penyakit, itu jelas memiliki kelemahan besar jika diagnosis tersebut benar-benar salah. Dalam banyak kasus, pendekatan yang lebih terbuka untuk mendiagnosa akan lebih efektif," katanya.

Mengutip alasan di balik perbedaan perilaku, Dr Estes menambahkan, pria tampaknya lebih cocok untuk bekerja di lingkungan yang memerlukan tindakan tegas sedangkan wanita lebih baik dalam pekerjaan yang mementingkan pendekatan.

"Pada umumnya, perempuan cenderung menggunakan bahasa yang lebih tentatif seperti melindungi nilai, contohnya 'semacam' dan penyangkalan seperti "aku tidak yakin".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar