" Welcome to my Blogger...^.^ "

Sabtu, 09 November 2013

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA ATM

 
Sistem informasi manajemen (SIM adalah sistem perencanaan bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi manajemen dibedakan dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. Secara akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada kelompok metode manajemen informasi yang bertalian dengan otomasi atau dukungan terhadap pengambilan keputusan manusia, misalnya sistem pendukung keputusan, sistem pakar, dan sistem informasi eksekutif.
Bank sebagai suatu perusahaan juga menggunakan komputer sebagai sarana dalam sistem informasinya, dan informasi yang dihasilkan berguna bagi manajemen dalam mengambil keputusan. Seorang nasabah biasanya membutuhkan informasi saldo rekening yang terdapat dalam bank tempat ia menyimpan uang. Informasi ini biasanya diperoleh dengan salah satu cara misalnya, nasabah membawa buku tabungan ke bank tempat ia menabung atau pada jam kerja, cara ini akan menyita tenaga dan waktu. Misalnya bank masih menggunakan cara manual jika seorang nasabah mengambil uang tunai maka Teller akan mendebet sejumlah uang pada buku tabungan nasabah dan mengkredit kas Teller. Akan tetapi saat ini bank-bank menggunakan komputer sebagai alat pengolah data transaksi yang terjadi.
Demikian halnya banyak bank saat ini menggunakan ATM ( Anjungan Tunai Mandiri / Automatic Teller Machine ) sebagai sarana untuk mempermudah para nasabahnya untuk mendapatkan informasi saldo rekening dan melakukan transaksi penarikan uang tunai selama 24 jam sebagai bentuk pelayanan kepada nasabah. Saat ini penggunaan ATM bukan hanya untuk transaksi penarikan uang tunai akan tetapi dapat melayani pembayaran tagihan seperti : telepon, kartu kredit, maupun transfer secara
online.
Dengan berkembangnya kemajuan teknologi maka fungsi ATM bukan untuk sekedar informasi saldo dan penarikan uang tunai saja, tetapi keberadaan ATM sangat membantu kalangan perbankan dalam melayani nasabahnya. Dalam hal ini PT.Bank Tabungan Negara (Persero) melakukan kerjasama dengan Bank Himpunan Negara, seperti Bank BRI, Bank BNI, dan Bank Mandiri dalam pelayanan Transaksi ATM, misalnya Transaksi penarikan tunai nasabah Bank BTN maupun Transaksi Penarikan Tunai secara “Link” pada Bank yang berbeda (Bank Himbara). PT. Bank Tabungan Negara (Persero), ATM Regional Medan memiliki ATM sebagai alat untuk membantu nasabahnya untuk melakukan transaksi penarikan tunai dengan waktu pelayanan selama 24 jam. Transaksi penarikan ini akan menginput data permintaan sejumlah uang kemudian nasabah menerima uang sesuai dengan permintaannya dan slip (bukti) transaksi tersebut akan menunjukkan saldo rekeningnya.

Akan tetapi ada transaksi yang terjadi dimana nasabah telah menginput data permintaan sejumlah uang yang akan ditarik dan komputer secara otomatis telah mendebet ( mengurangi ) rekening nasabah, akan tetapi uang tunai tidak diterima nasabah. Hal ini menyebabkan kesalahan informasi saldo rekening nasabah. Hal ini disebabkan kesalahan program ataupun kesalahan yang terjadi di dalam sistem informasi karena pelaksanaan transaksi pada ATM biasanya berjalan hanya dalam 60 detik. Kesalahan ini dapat merugikan pihak nasabah dan kesalahan informasi bagi pihak lain. Dengan demikian untuk mencegah terjadinya kesalahan diperlukan sistem informasi dengan program yang cukup baik.

Keamanan sistem informasi pada bank merupakan hal yang utama. Dikarenakan informasi nasabah. Adalah informasi yanh harus dilindungi bank dari penjahat. Apabila sistem informasi di kuasai oleh penjahat tersebut maka bank akan mengalami ancaman kebangkrutan serta merugikan nasabah. Pada bank, penjahat/hacker terdapat sasaran yang dapat mengancam bank dan menjadi sebuah resiko menejemen resiko, yaitu : data, sistem aplikasi, pengetahuan teknologi, fasilitas yang dimiliki bank, nasabah.

Resiko Data
Data merupakan sasaran utama yang dimanfaatkan pelaku kejahatan/hacker untuk mendapatkan informasi mengenai nasabah. Oleh sebab itu pelindungan data sangat di butuhkan oleh bank dengan cara enkripsi – enkripsi data tersebut.misalnya pada ATM dimana pejahat melakukan penyadapan nomor PIN dengan cara mengakses data yang sudah disimpan sebelumnya pada mesin ATM dan sebelum itu melakukan pembobolan terhadap server yang tersambung dengan komputer mesin ATM.

RESIKO SYSTEM APLIKASI
Sistem aplikasi merupakan sistem software aplikasi yang digunakan oleh bank dalam memberi fasilitas pada nasabah. Layanan yang dapat dilakukan oleh nasabah adalah transaksi. Disamping itu aplikasi dalam melayani nasabah. Dibutuhkan pula aplikasi keamanan data/informasi. Sehingga sistem aplikasi tidak mendapatkan bug/error yang dapat dimanfaatkan oleh hacker untuk masuk kesistem perbankan tersebut. Dan dapat mengambil informasi dari bank.

RESIKO TEKNOLOGI
Teknologi sangat berpengaruh terhadap sistem aplikasi komputer yang digunakan oleh bank. Oleh sebab itu diperlukan teknologi yang dapat memberi keamanan sehingga terhindar dari tindakan kejahatan. Teknologi yang lama akan mudah dipelajari oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Selain itu dibutuhkan teknologi pendukung seperti kamera dan mesin ATM yang memiliki sistem keamanan yang baik. selain itu mesin ATM juga harus sudah mempunyai standar internasional / ISO dan mendapatkan sertifikasi ISO.

RESIKO FASILITAS
Fasilitas yang didapatkan nasabah sudah dapat bekerja dengan baik. nasabah dapat memahami fasilitas transaksi dan mengambil uang dengan nyaman. Diperlukan juga teknisi yang handal dalam memberi pengaturan terhadap fasilitas yang diberi oleh bank.

RESIKO NASABAH
Pihak bank juga perlu memberi informasi mengenai cara agar tabungan nasabah tidak di bobol oleh penjahat. Seperti :
·         Menjaga kerahasiaan PIN
·         Memperhatikan Kondisi fisik ATM
·         Menggunakan kartu ATM pada merchant yang bekerja sama dengan pihak perbangkan.
·         Apabila terjadi alat yang mencurigakan yang tersambung kepada ATM. Lapor kepada pihak bank.
·         Gunakan ATM yang aman lokasinya
·         Jangan mudah percaya dengan bantuan orang lain di lokasi sekitar ATM

MENJAGA KEAMANAN SISTEM INFORMASI DENGAN MENERAPKAN PRINSIP PRINSIP MANAJEMEN RESIKO PADA BANK

Keamanan sistem informasi berbasis IT merupakan suatu  yang harus di jaga karena merupakan asset berharga. Bank dalam mengolah dan menyimpan data akan memberi ancaman pada kemanan data tersebut, oleh sebab itu dibutuhkan sistem standart manajemen keamanan informasi yang baik.
Dengan demikian dibentuknya  peraturan penerapan menejemen resiko bagi bank umum. Dibentuknya perarturan oleh bank Indonesia. Sehingga dengan dibuatnya peraturan bank umum yang ada di Indonesia menerapkan prinsip-prinsip manajemen resiko yang dikeluarkan oleh Bank for International Settlement disebut juga dengan kesepakata Basel II
Beberapa manajemen resiko yang harus di jaga adalah resiko oprasional contohnya tidak berfungsinya proses internal pada bank, kesalahan manusia, kegagalan sistem atau adanya masalah eksternal yang mempengaruhi bank. Dengan peraturan tersebut mendorong bank umum untuk menerapkan sistem informasi dengan menganalisa serta mengontrol informasi yang ada pada sistem aplikasi. Selain menjaga, mengolah dan menganalisis data. Dibutuhkan juga pengamanan terhadap faktor eksternal yang mempengaruhi bank. Contoh dari gagalnya sistem keamanan dari bank dengan dibobolnya bank dikarenakan ketidaksetiaan pegawai bank tersebut, selain itu dengan kegagalan sistem yang berjalan akan merugikan bank itu sendiri. Oleh sebab itu bank membutuhkan system kemanan yang memiliki standart internasional. Dalam menerapkan manajemen resiko pada Bank yang dilakukan bank :
·         Penerapan manajemen resiko secara umum
·         Penerapan manajemen resiko secara aktivitas
  Dengan menerapkan manajemen resiko diatas akan mengurangi resiko pada bank.
Selain itu perlu diketahui bagi nasabah dalam menggunakan sistem informasi pada bank dengan cara online terhadap resiko yang didapat. Contohnya seberapa besar keamanan pada saat transaksi menggunakan WIFI. Lalu nasabah perlu mengetahui smartphone yang mudah di bobol oleh hacker, bagian sasaran empuk hacker pada saat mencari sasaran smartphone, dll dengan demikian dapat dihindarkan kejadian merugikan pihak bank maupun nasabah dalam transaksi.

Kesimpulan :
Penggunaan Sistem informasi manajemen pada mesin ATM sangat berpengaruh dalam hal keamanan data nasabah serta kemudahan dalam penggunaan sistem oleh nasabah itu sendiri. Selain itu dengan adanya manajemen resiko serta pengambilan keputusan yang tepat dapat meminimalisir terjadinya kerugian pada kedua belah pihak.
Selain itu, keamanan data/informasi elektronik menjadi hal yang sangat penting bagi perusahaan yang menggunakan fasilitas TI dan menempatkannya sebagai infrastruktur penting. Sebab data/informasi adalah aset bagi perusahaan tersebut. Keamanan data/informasi secara langsung maupun tidak langsung dapat mempertahankan kelangsungan bisnis, mengurangi resiko, mengoptimalkan return of investment dan bahkan memberikan peluang bisnis semakin besar. Semakin banyak informasi perusahaan yang disimpan, dikelola dan digunakan secara bersama, akan semakin besar pula resiko terjadinya kerusakan, kehilangan atau tereksposnya data/informasi ke pihak lain yang tidak berhak. Ancaman dan resiko yang ditimbulkan akibat kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan data/informasi menjadi alasan disusunnya standar system manajemen keamanan informasi.

Daftar Pustaka :