" Welcome to my Blogger...^.^ "

Rabu, 02 November 2011

sistem pendukung keputusan ( SPK )

Pengertian Sistem Pendukung Keputusan



Decision Support System atau Sistem Pendukung Keputusan yang selanjutnya kita 
singkat dalam  skripsi  ini menjadi SPK, secara umum didefinisikan sebagai sebuah 
sistem yang mampu memberikan kemampuan baik kemampuan pemecahan masalah 
maupun kemampuan pemgkomunikasian untuk masalah semi-terstruktur. Secara 
khusus, SPK didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mendukung kerja seorang 
manajer maupun sekelompok manajer dalam memecahkan masalah semi-terstruktur 
dengan cara memberikan informasi ataupun usulan menuju pada keputusan tertentu
(Hermawan, 2005).
Pembuatan keputusan merupakan fungsi utama seorang manajer atau 
administrator. Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengidentifikasian masalah, 
pencarian alternatif penyelesaian masalah, evaluasi dari alternatif-alternatif tersebut 
dan pemilihan alternatif keputusan yang terbaik. Kemampuan seorang manajer dalam 
membuat keputusan dapat ditingkatkan apabila ia mengetahui dan menguasai teori dan 
teknik pembuatan keputusan. Dengan peningkatan kemampuan manajer dalam 
pembuatan keputusan diharapkan dapat ditingkatkan kualitas keputusan yang 
dibuatnya, dan hal ini tentu akan meningkatkan efisiensi kerja manajer yang 
bersangkutan.


Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan



Pada awalnya Turban & Aronson (1998), mendefinisikan sistem penunjang keputusan 
(Decision Suppo rt Systems – DSS) sebagai sistem yang digunakan untuk mendukung 
dan membantu pihak manajemen melakukan  pengambilan keputusan pada kondisi 
semi terstruktur dan tidak terstruktur.  Pada dasarnya konsep DSS hanyalah sebatas 
pada kegiatan membantu para manajer melakukan penilaian serta menggantikan posisi 
dan peran manajer.
Konsep DSS pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an oleh 
Michael Scott Morton, yang selanjutnya dikenal dengan istilah  “Management 
Decision System”. Konsep DSS merupakan sebuah sistem interaktif berbasis 
komputer yang membantu pembuatan keputusan memanfaatkan data dan model untuk 
menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi terstruktur. 
DSS dirancang untuk menunjang seluruh tahapan pembuatan keputusan, yang dimulai 
dari tahapan mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, menentukan 
pendekatan yang digunakan dalam proses pembuatan keputusan sampai pada kegiatan 
mengevaluasi pemilihan alternatif


 Konsep Pengambilan Keputusan



Beberapa definisi keputusan yang dikemukakan para ahli dijelaskan sebagai berikut 
(Hasan, 2004):
1. Menurut Ralph C. Davis 
Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. 
Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. 
Keputusan harus dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan 
dalam hubungannya dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa 
tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula.

2. Menurut Mary Follet
Keputusan adalah suatu atau sebagai hukum situasi. Apabila semua fakta dari 
situasi itu dapat diperolehnya dan semua yang terlibat, baik pengawas maupun 
pelaksana mau mentaati hukumnya atau ketentuannya, maka tidak sama 
dengan mentaati perintah. Wewenang tinggal dijalankan, tetapi itu merupakan 
wewenang dari hukum situasi.
3. Menurut James A.F.Stoner
Keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif. Definisi ini 
mengandung tiga pengertian, yaitu:
a. Ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan.
b. Ada beberapa alternatif yang harus dan dipilih salah satu yang terbaik.
c. Ada tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan itu makin mendekatkan 
pada tujuan tertentu.
4. Menurut Prof. Dr. Prajudi Atmosudirjo, SH
Keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu 
masalah atau problema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat 
guna mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada suatu 
alternatif.
Dari pengertian-pengertian keputusan diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan 
bahwa keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi 
yang dilakukan melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif


Pengertian Pengambilan Keputusan



Beberapa definisi pengambilan keputusan yang dikemukakan para ahli dijelaskan 
sebagai berikut (Hasan, 2004):

1. Menurut George R. Terry
Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) 
tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
2. Menurut S.P. Siagian
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap 
hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut 
perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
3. Menurut James A.F. Stoner
Pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu 
tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
Dari pengertian-pengertian pengambilan keputusan diatas, dapat disimpulkan 
bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik 
dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti (digunakan) sebagai 
suatu cara pemecahan masalah.


Fase-fase Proses Pengambilan Keputusan



Menurut Simon, proses pengambilan keputusan meliputi tiga fase utama yaitu 
inteligensi, desain, dan kriteria. Ia Kemudian menambahkan fase keempat yakini 
implementasi (Turban, 2005). 

Proses pengambilan keputusan dimulai dari fase inteligensi. Realitas diuji, dan 
masalah diidentifikasi dan ditentukan. Kepemilikan masalah juga ditetapkan. 
Selanjutnya pada fase desain akan dikonstruksi sebuah model yang merepresentasikan 
sistem. Hal ini dilakukan dengan membuat asumsi-asumsi yang menyederhanakan 
realitas dan menuliskan hubungan di antara semua variabel. Model ini kemudian di 
validasi dan ditentukanlah kriteria dengan menggunakan prinsip memilih untuk

mengevaluasi alternatif tindakan yang telah diidentifikasi. Proses pengembangan 
model sering mengidentifikasi solusi-solusi alternatif dan demikian sebaliknya.
Selanjutnya adalah fase pilihan yang meliputi pilihan terhadap solusi yang 
diusulkan untuk model (tidak memerlukan masalah yang disajikan). Solusi ni diuji 
untuk menentukan viabilitasnya. Begitu solusi yang diusulkan tampak masuk akal, 
maka kita siap untuk masuk kepada fase terakhir yakni fase implementasi keputusan.
Hasil implementasi yang berhasil adalah dapat dipecahkannya masalah riil. 
Sedangkan kegagalan implementasi mengharuskan kita kembali ke fase sabelumnya.


Karakteristik dan Kemampuan Sistem Pendukung Keputusan



Menurut Turban (1996),  ada beberapa karakteristik dari SPK, diantaranya adalah 
sebagai berikut:
1. Mendukung seluruh kegiatan organisasi
2. Mendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi
3. Dapat digunakan berulang kali dan bersifat konstan
4. Terdapat dua komponen utama, yaitu data dan model
5. Menggunakan baik data ekternal maupun internal
6. Memiliki kemampuan what-if analysis dan goal seeking analysis
7. Menggunakan beberapa model kuantitatif
Selain itu, Turban juga memiliki kemampuan yang harus dimiliki oleh sebuah 
sistem pendukung keputusan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Menunjang pembuatan keputusan manajemen dalam menangani masalah semi 
terstruktur dan tidak terstruktur.
2. Membantu manajer pada berbagai tingkatan manajemen, mulai dari 
manajemen tingkat atas sampai manajemen tingkat bawah.
3. Menunjang pembuatan keputusan secara kelompok dan perorangan.
4. Menunjang pembuatan keputusan yang saling bergantungan dan berurutan.
5. Menunjang tahap-tahap pembuatan keputusan antara lain intelligence, design, 
choice dan implementation.

6. Menunjang berbagai bentuk proses pembuatan keputusan dan jenis keputusan.
7. Kemampuan untuk melakukan adaptasi setiap saat dan bersifat fleksibel.
8. Kemudahan melakukan interaksi sistem.
9. Meningkatkan efektivitas dalam pembuatan keputusan daripada efisiensi.
10. Mudah dikembangkan oleh pemakai akhir.
11. Kemampuan pemodelan dan analisis dalam pembuatan keputusan.
12. Kemudahan melakukan pengaksesan berbagai sumber dan format data.
Disamping berbagai kemampuan  dan karakteristik  seperti dikemukakan di 
atas, sistem pendukung keputusan memiliki juga keterbatasan, antara lain:
1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat 
dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya 
mencerminkan persoalan yang sebenarnya.
2. Kemampuan suatu sistem pendukung keputusan terbatas pada pengetahuan 
dasar serta model dasar yang dimilikinya.
3. Proses-proses yang dapat dilakukan oleh sistem pendukung keputusan 
biasanya  tergantung juga pada kemampuan perangkat lunak yang 
digunakannya. 
4. Sistem pendukung keputusan tidak memiliki intuisi seperti yang dimiliki oleh 
manusia. Karena sistem pendukung keputusan hanya suatu kumpulan 
perangkat keras, perangkat lunak dan sistem operasi yang tidak dilengkapi 
oleh kemampuan berpikir.
Secara implisit, sistem pendukung keputusan berlandaskan pada kemampuan 
dari sebuah sistem berbasis komputer dan dapat melayani penyelesaian masalah.


Keuntungan Sistem Pendukung Keputusan



Beberapa keuntungan penggunaan SPK antara lain adalah sebagai berikut (Surbakti, 
2002):

1. Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan yang 
kompleks 
2. Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam 
konsisi yang berubah-ubah
3. Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi 
berbeda secara cepat dan tepat
4. Pandangan dan pembelajaran baru
5. Sebagai fasilitator dalam komunikasi
6. Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja
7. Menghemat biaya dan sumber daya manusia (SDM)
8. Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat
9. Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja lebih 
singkat dan dengan sedikit usaha
10. Meningkatkan produktivitas analisis



Komponen Sistem Pendukung Keputusan


Adapun komponen-komponen dari SPK adalah sebagai berikut.:
1.  Data Management  
Termasuk  database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai 
situasi dan diatur oleh  software yang disebut  Database Management System
(DBMS).
2.   Model Management  
Melibatkan model finansial, statistikal,  management science, atau berbagai 
model kualitatif lainnya, sehingga dapat  memberikan ke sistem suatu 
kemampuan analitis, dan manajemen software yang dibutuhkan.
3.    Communication 
User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui 
subsistem ini. Ini berarti menyediakan antarmuka.

4.    Knowledge Management
Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak atau 
bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar