" Welcome to my Blogger...^.^ "

Senin, 23 Agustus 2010

remaja didunia kepura-puraan


Dunia remaja adalah dunia yang unik nan keberadaannya senantiasa menjadi bahan perbincangan umum. Dalam rentang kehidupan, masa kinilah yang paling mencrang. Karena sekarang mereka hidup di tengah perkembangan fisik dan psikis yang sangat cepat. Rona kehidupan mereka laksana kota metropolis yang penuh warna-warni.

Akan tetapi perlu kita sadari bahwa remaja adalah sosok yang labil, mudah terombang-ambing. Fisik mereka memang kelihatan dewasa, namun bila ditinjau dari segi psikis, mereka belum dewasa, belum mampu bertanggung jawab. Kita bisa saksikan sendiri, bagaimana kecenderungan mereka terhadap berbagai hal yang terus berubah. Mulai dari mode pakaian, rambut hingga sepatu. Kalau kita tanya alasan mereka mengikuti tren tertentu, jawabannya sangat instan. Asal-asalan dan tidak bertanggung jawab. Kebanyakan hanya menjawab demi gengsi saja, ikut-ikutan temen, ingin disebut modern, gaul dan lain-lain, nyaris tidak ada satupun jawaban yang bermuara pada asas manfaat.



Pola pikir instan seperti inilah yang dibentuk oleh media global. Mereka terus menerus diberi mimpi, harus beginilah harus begitulah, harus ini-itu, dsb. Segala produk dicoba dengan harapan mimpinya tercapai yaitu ingin tampak seperti artis pujaannya. Padahal, kalau mau jujur, mereka hanya pura-pura memberikan tips-tips kesempurnaan tubuh, yang hakikatnya adalah bisnis semata dan didasarkan atas UUD.

Alhasil, remaja modern kini tengah berada di dunia kepura-puraan. Ironisnya, mereka percaya pada kepura-puraan itu. Saban hari mereka disuguhi 99% tontonan tipi yang berisi kepura-puraan bahkan kebohongan dan gosip yang justru membodohi bukannya mendidik. Acara-acara tipi seperti film-film berlabel VHS, sinetron-sinetron atau gosiptainment yang mereka pergoki tiap hari menyuguhkan berbagai kepura-puraan yang sangat ironi. Mereka semuanya menawarkan gaya hidup glamour, mewah dan pergaulan bebas sebebas-bebasnya. Sebuah idiologi tandingan ditengah masyarakat yang mayoritas agamis. Ironisnya lagi, tayangan tersebut laku keras di pasaran alias paling disukai penonton dan bintang utamanya pun tak ayal dijadikan panutan sekalipun tanpa alasan yang jelas. Begitu pula iklan-iklan yang menawarkan penyembuhan tuntas dan gaya hidup ‘wah’ dengan klip yang bebas moral, juga sarat kepura-puraan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar