" Welcome to my Blogger...^.^ "

Minggu, 03 April 2011

Kebakaran tangki pertamina di Cilacap


Gumpalan asap tebal menghitam, bara api bagaikan neraka kecil kemarin pagi terjadi di tangki minyak Pertamina di Cilacap Jawa Tengah. Kebakaran ini terjadi saat pemerintah sedang gencar-gencarnya untuk melakukan peraturan baru khususnya pengurangan subsidi BBM kelas premium yang sudah melebihi ambang batas kekuatan negara.
Terjadinya kebakaran tangki penampungan BBM kelas premium ini tentu sangat disesalkan, harga mahal, disubsidi, hangus terbakar pula. Ratusan milyar rupiah nilai BBM tersebut dalam satu tangki ludes dilalap si jago merah hanya dalam hitungan menit saja. Unsur kelalaian saat memeriksa atau lalai dalam mengamankan tanki ini, sehingga bisa meledak?
Bila kita melihat sepintas lewat gambar televisi, lokasi tanki yang terbakar  cukup jauh dari jalan besar dan sistem pengamanan yang dilakukan petugas Pertamina mulai dari garis awal, hingga lokasi tangki penimbunan minyak sangat sulit untuk didatangi oleh orang-orang yang memiliki rencana tertentu terhadap tanki tersebut. Hal ini dikarenakan kejadian seperti kemarin sangat membahayakan manusia maupun lingkungan sekitarnya dan kerugian yang sangat besar dalam keuangan pertamina.
Tanki BBM raksasa milik pertamina ini menyimpan  ratusan ribu liter bensin dan atas kejadian ledakan kemarin pagi,  dipastikan Pertamina mengalami kerugian ratusan milyar rupiah hanya dalam sekian menit saja. Pemerintah pusat mulai dari Menteri ESDM hingga Dirut Pertamina turun tangan untuk memadamkan kobaran api tersebut sejak kemarin pagi hingga tadi malam. Berdasarkan penjelasan dari Menteri ESDM, ia akan menindak tegas siapa yang bermain atau yang terlibat sehingga terjadi ledakan tangki tersebut.
Pak Menteri boleh saja anda mengatakan ada unsur sabotase dalam kejadian tersebut, tetapi apakah secara teknical sistem pembuatan tanki raksasa ini sudah sesuai dengan standard  international? Hal ini saya pertanyakan oleh karena sistem imitasi ( mirip asli tapi palsu) dalam pengadaan tanki tersebut bisa saja terjadi.
Sebagai gambaran di AS, tanki-tanki minyak besar raksasa  berada di pinggir jalan tol yang jaraknya hanya 100 meter dari sisi jalan. Khususnya di New York dan New Jersey (I-95) sudah sekian puluh tahun tanki-tanki raksasa milik Exxon Mobil maupun lainnya,  tidak pernah ada kejadian seperti di Cilacap kemarin. Dulu penjahat pernah menembak tanki tersebut dari pinggir  tol, tetapi tidak terjadi apa-apa.

Saya justru menilai orang dalam (bagian pengadaan)  di Pertamina yang bermain sehingga kejadian ini bisa terjadi. Hal ini bisa dilihat dari kualitas bagian-bagian vital dalam pembuatan tanki penyimpanan BBM Pertamina banyak yang tidak sesuai dengan standar internasional,  mulai dari  plat baja yang digunakan untuk pembuatan tanki, valve ( kran besar), gauge, pipelines, hingga bagian lainnya banyak digunakan barang di bawah standar international.  Ini dilakukan dengan alasan Pertamina ingin melakukan efisiensi?
Walau bukan memiliki bidang dari Perminyakan, tetapi  sisi pengadaan untuk Exxon mobil di AS bertahun-tahun kami lakukan, khususnya di bidang valve dan pembuatan tanki raksasa. Perusahaan kami sering diberikan pekerjaan oleh Exxon mobil di AS. Kami juga pernah menawarkan ke Pertamina proses pengadaan tanki dan  barang yang kami buat di AS, tetapi Pertamina menolak karena terlalu bagus kualitasnya? Lho, bukankah sistem pengolahan dan penyimpanan BBM berlaku pola universal? Mungkin saja kejadian kemarin akibat hal yang saya uraikan diatas. Sebaiknya, Menteri ESDM jangan asal tuduh saja ada unsur sabotase atas kejadian ini.
NARASUMBER : 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar